Kalau Tukang Sampah Bosen Sama Pekerjaannya, Gimana?



Setiap mau berangkat sekolah, gue selalu punya kebiasaan yang selalu gue lakukan. Buang sampah.

Enggak-enggak, gue gak buang diri gue sendiri. GUE BUKAN SAMPAH, KAMPRET!

Oke, untuk yang beum tahu, nyokap gue adalah orang yang seneng banget jualan masakan. Nyokap gue saat ini jualan nasi di sekolah adek gue. Jadi, setiap pagi sebelum berangkat sekolah, gue selalu disuruh oleh nyokap gue untuk membuang sampah dan SAMPAHNYA KADANG BANYAK BANGET! 

Tempat pembuangan sampah akhir dirumah gue memang tidak terlalu jauh. Jadi, ya gue sempet-sempet aja untuk buang sampah. Walaupun kadang ketika gue sampai ke tempat pembuangan sampahnya badan gue kerasa ketarik-tarik gitu ke kerumunan sampah.

Jangan-jangan semuanya bener.

Gue memang sampah (lho?!)

Tadi pagi, seperti biasa gue melakukan rutinitas gue sebelum berangkat sekolah. Buang sampah. Pagi itu bener-bener dingin. Cuaca saat itu mendukung untuk melanjutkan tidur kembali. Tapi, ya gue juga harus sekolah. Gue harus pintar. Biar suatu saat nanti gue bisa memperbaiki negeri ini menjadi lebih baik.

Gue pun akhirnya membuang sampah rumah tangga itu ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pagi itu gue melihat Pak Rahmat. Dia adalah orang yang mengelola sampah di tempat pembuangan itu. Pak Rahmat adalah orang yang sangat baik, murah senyum dan ia sangat gemar memelihara kumisnya hingga lebat. 

"Assalamu'alaikum, pak ini punten ada sampah dari rumah." Kata gue.

Pak Rahmat yang gemar memelihara kumis itu hanya tersenyum. Kumisnya lebat sekali. Saking lebatnya bahkan saat ia tersenyum, gue hanya melihat kumisnya saja yang bengkok.

"Wa'alaikumsalam, iya simpen aja disana." Katanya sambil menunjuk tempat gue berdiri. "Nanti saya urus. Terima kasih ya dek." Lanjutnya.

"Sama-sama, pak. Wah tapi harusnya saya pak yang bilang terima kasih. Sudah mengurus sampah  kami. Padahal, kami tidak pernah mengurus sampah bapak." Kata gue.

Pak rahmat hanya bisa tersenyum.

Gue akhirnya meninggalkan Pak Rahmat dan langsung berangkat ke sekolah.

Di angkot tiba-tiba terbesit sebuah pertanyaan yang membuat gue menjadi lebih menghargai tukang sampah. Pertanyaan itu adalah...

"Gimana kalau semua tukang sampah di seluruh dunia bosan dengan pekerjaannya dan sampai akhirnya dunia ini tidak ada orang yang berprofesi sebagai tukang sampah?"

Pernah gak sih kalian berpikir, kalau gak ada tukang sampah bagaimana?

Selama ini kita asik-asik aja beli barang dan membuang sampah bekasnya secara seenaknya. Buang sampah seolah tanpa pikiran "Nanti setelah gue buang sampah, sampah ini bakal diapain ya?". Contoh kecilnya aja disekolah lo atau mungkin bagi yang sudah kerja di kantor lo pernah gak sih kepikiran semua sampah-sampah yang udah lo buang itu siapa yang angkutnya sampai ke TPA. Emang itu sampah terbang sendiri ke TPA? Sampahnya tiba-tiba punya sayap gitu terus malem-malem ketika semua udah tidur beterbangan ke TPA.

Enggak lah.

Kita cuma tau pokoknya dateng lagi kesana sampah semuanya udah bersih. Tong sampah semua kosong. Siap untuk diisi kembali dan kita sendiri gak peduli siapa yang angkut sampah itu, siapa yang mengelola sampah itu. Kita semua bisa dibilang tidak peduli dengan sampah.

Mirisnya di Indonesia, masih banyak banget orang yang membuang sampah sembarangan. Gak peduli akan akibatnya. Gak peduli siapa yang akan membersihkannya. Giliran udah dateng banjir aja yang disalahin pemerintah. Aduh, manusia.



WAKE UP, GUYS! IT IS 2016. Udah gak jaman lagi buang sampah sembarangan.

Jangan cuma sibuk dengan apa yang kalian kerjain. Pikirkan juga soal lingkungan sekitar kalian.  Ayo sayangi lingkungan kalian dan kita buat Indonesia menjadi negara yang bersih dan bebas dari sampah!

Jaman sekarang, banyak orang yang berpikiran bahwa "Gak mungkin kita buat Indonesia jadi bersih lagi. Udah gak ketolong.". Well, ITU SEMUA SALAH. YES, WE CAN! KITA SEMUA BISA MEMBUAT INDONESIA MENJADI NEGARA TERBERSIH!

Kita gak perlu langkah besar-besaran untuk membuat semua itu terwujud. Kita cuma perlu langkah kecil yang bisa kita lakukan untuk diri kita sendiri yaitu kesadaran akan mencintai lingkungan sekitar kita. Ketika kita sudah sadar akan lingkungan sekitar otomatis lingkungan sekitar kalian juga akan bersih dan terjaga. Gak perlu seluruh Indonesia kalian bersihkan. Cukup mulai dari kota kalian masing-masing saja.

Inget, kota kalian aja yang deket. Jangan seluruh Indonesia kalian bersihin. Capek, bok.

Gue sendiri selalu memimpikan sebuah kota yang benar-benar ramah lingkungan. Kota yang aman dari sampah. Kota dengan taman yang banyak. Lingkungannya sejuk banyak pohon. Gue selalu membayangkan semua hal itu. Karena, sebagai penulis, gue hanya dapat bisa menulis dengan asik kalau lingkungan sekitar gue udah bersih.

Gue sendiri, setiap mau menulis blog di http://rifqiakram.blogspot.com, gue selalu memperhatikan lingkungan sekitar gue atau workspace menulis gue. Dari mulai kebersihan sampai kerapihan. Karena, jujur, kalau gue menulis dengan keadaan lingkungan sekitar gue kotor, gue tidak pernah bisa konsentrasi menulis. Tulis satu paragraf - hapus - tulis satu paragraf - hapus. Gitu aja terus sampe Monalisa punya anak dua.

Makanya, setiap gue menulis gue pasti cari tempat yang asik dan tentunya bersih. Gue yakin kalau kalian juga penulis, pasti kita merasakan hal yang sama.

Jadi, sekarang gue tanya...

Siapkah kalian merealisasikan kota ramah lingkungan kalian sendiri?

Don't let your dream just be dream, guys! :)

5 comments:

  1. waaaahh materi yang sangat masyaallah ya qi :)))

    ReplyDelete
  2. Nggak pernah bisa ngebayangin gimana kalau tukang sampah bosen sama pekerjaannya -_- mengingat masyarakat kita males peduli sama kebersihan, kayaknya indo bakal jadi kota sampah :'

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, bener banget. Kalau tukang sampah bosen sama pekerjaannya, kayaknya tiap gue mau keluar udah ada sampah segunung depan rumah.:)

      Delete
  3. Kalo petugas kebersihan bosen sama pekerjaannya? Duh, udah gak bersih kali ini udara di bumi. Pokoknya gak kebayang deh itu kayak gimana jadinya.

    Gue juga bingung, temen gue sendiri pun masih banyak yang buang sampah sembarangan. Dia gak mikir kali ya, kalo rumahnya itu di jadiin tempat buang sampah sembarangan juga sama orang lain. Hmm..

    ReplyDelete

Thank's for reading reader's!. Jangan lupa ninggalin jejak. Gak perlu nempatin link blog lo di komentar. Kalau sering-sering mampir, nanti dikunjungi balik kok!. Hati senang, kamu riang, lepas kutang~. -@rifqiaakram