Mas, mana pacarnya?

Entah kenapa akhir-akhir ini tiap ketemu orang gue sering ditanyain soal pasangan. Ketemu temen di sekolah ditanyain gini "Ki, kapan punya pacar?", ketemu sodara ditanyain "Ki, udah punya pacar?", Liat sosial media juga ditanyain "Ki, kenapa masih jomblo". Ngeliat gitu gue pingin jawab.



MENURUT ELOH?! KELIATANNYA GIMANA BAJINGAN?!

Lama-lama gue kesel juga ditanyain kek begituan mulu. Paling parah, hari minggu ketika gue belanja ke warung gue melihat si abang-abangnya lagi makan. Gue sudah ada di depan dia. Gue sendiri diem, memaklumi dia yang lagi makan.

"Duh, bentar ya dek. Tanggung. Belom makan dua hari." kata si abang ngaco.

"Oh iya. Piringnya dimakan sekalian atuh biar kenyang."

"Ah si adek bisa aja"

Setelah selesai dia makan gue sebutkan apa yang mau gue beli. Ketika dia mengambilkan barang yang gue inginkan dia bilang.

"Wah minggu sendirian aja nih?" Kata dia sambil nyengir dikit "Enggak pergi sama pacar?" lanjutnya.

Anjis. INI KENAPA SAMPE ABANG-ABANG GROSIR SAMPE NANYA JUGA?!. Gue menghela nafas bentar. 

"Haha" gue ketawa garing "Iya nih, masih cari yang pas."

"Ah iya bener. Kalo longgar kan entar gak enak juga ya hahaha." Kata si abang mesum sambil memberikan belanjaan gue.

"Tapi bukan itu maksudny-"

"Ah iya-iya. Abang ngerti kok. Semangat nyarinya!" 

Sinting! Teriak gue dalem hati.

Kalau gue pikir emang sih gue sedikit cuek soal cewek. Buat gue pasangan di saat-saat seperti ini kurang berarti buat gue. Lagian, gue ini orang sibuk. Sibuk nyari pasangan cowok.

Beneran.

EH ENGGAK SUMPAH! SALAH NULIS GUE!

Enggak, enggak. Maksud gue, sibuk sama urusan sekolah. Gue sendiri untuk sekarang belum ada niat buat pacaran. Bukannya gue homo. Gue cuma takut si dia gak bakal keurus. Blog gue aja kemarin-kemarin enggak keurus. Jangankan ngurus blog, ngurus ketek aja gue gak bisa. Dan sekarang gue harus ngurusin cewek. Oh no, 3 bulan kemudian kayakya udah jamuran.

Gue sendiri memang belum ada niatan untuk berpacaran. Untuk sekarang gue pikir nanti aja gue pacaran ketika gue udah lulus SMA atau enggak ketika gue memang sudah serius berencana untuk lebih jauh lagi dari sekedar "pacaran" dan prinsip gue sekarang siapa yang datang ya gue "hajar". 

Bukan ditonjok maksud gue. Tapi, gue welcome aja. Ngajak jalan, oke. Ngajak ngobrol, oke. Jujur, gue mikirnya cewek itu perlu di urus. Percuma aja gue pacaran kalo chat si dia jarang gue bales. Tiap minggu juga minimal kita harus ketemuan 1 bulan sekali. Masalahnya, ini tugasnya gak selesai-selesai loh, bok. Liburan aja dikasih tugas bejibun. Gimana mau jalan dengan nyaman. Menurut gue, gak lucu aja ketika kita asik-asik jalan lalu gue tiba-tiba teriak. 

"AH! TUGAS SEJARAH AKU BELUM SAYANG! AKU DISURUH SALTO DEKET LUBANG BUAYA!"

Gue malah kasian sama ceweknya.

Ya, kecuali kalau ada cewek yang mau digituin. Kontak gue ya kalo ada yang mau (lho?!).

Gue sendiri tidak mau jadi cowok yang tidak peduli dengan pacarnya. Karena hanya masalah yang sebenarnya gak sepele-sepele amat sih.

Sibuk sama tugas.

Karena, gue sendiri gak mau menimbulkan goresan luka dalam hatinya. Luka luar mungkin akan sangat mudah untuk kering dan sembuh. Namun, luka dalam, terutama dalam hati bisa jadi tak akan pernah kering dan sembuh.

Perkembangan Komedi di Indonesia


Gue sangat suka dengan komedi. Menurut gue komedi adalah hal yang terpenting di dunia ini. Bisa dibilang kalau enggak ada komedi mungkin dunia ini akan sangat datar, gak menarik, semua orang akan sangat serius. Mungkin ketika kita berada di dunia yang enggak ada komedi kita harus berfikir dua kali untuk ngejailin seseorang.

Secara konsekuensinya bisa macem-macem. Mungkin ketika kalian ngejailin seseorang di dunia seperti itu, kalian bisa aja dibacok secara cuma-cuma. Gila! Dibacok, men!. Lo bayangin ketika lo ngelempar petasan ke arah kepala mereka lalu mereka bilang.

"ANJING SETAN!" Teriaknya. 

"WOY SIAPA YANG NGELEMPAR PETASAN! GUE BACOK MAMPUS LO! GUE LEDAKIN KEPALA LO! GUE KELUARIN ISI PERUT LO! MAMPUS! MATI LO! MATI!"

Gue yakin setelah ketahuan mungkin anggota tubuh lo udah nyecer kemana-mana.

Mampus.

Gue harap gue tidak pernah hidup di dunia seperti itu. 

Anyway, selain itu, gue juga menyukai komedi because laughs make us know each other. Setelah gue ingat-ingat sahabat-sahabat gue, semuanya gue kenal dengan cara ketawa bareng-bareng. Gue masih inget ketika gue belum kenal satu sama lain. Gue kan orangnya malu-malu. Disenggol dikit muka merah, disapa dikit muka merah, ditabok dikit gue tabok balik. Ah gitu deh. Tapi, akhirnya gue bisa kenal dengan mereka gara-gara ngomongin masa kecil doang.

Gue masih inget ketika gue kenalan dengan salah satu sahabat gue, gue nyeritain bahwa dulu sering berkeliaran diluar rumah cuma pake kaos kutang sama celana dalem, suka main dicomberan, naik-naik pohon sampe pipis di depan rumah orang.

"Wah serius qi?! Hahaha!. Kalo lo lakuin dimasa sekarang lu mau gak?"

"GILA! GUE BISA DIKEROYOK MASSA!"

Setelah itu tertawanya makin keras.

Percakapan itu gue jadi bersahabat dengan baik dengan dia. Look, now comedy make us know each other. Komedi itu unik ternyata. Bisa membuat kita mengenal orang yang belum kita kenal. Cuma dengan cara yang simpel. Tertawa bersama.

***
Ngomongin soal komedi, 10 tahun terakhir ini gue lihat perkembangan komedi indonesia semakin beragam. Dari mulai komedi yang tradisional seperti lenong, komedi slapstick yang sering dilakukan sule, andre sampai komedi yang lagi kekinian saat ini. Stand Up Comedy.

Okay, let me start from the beginning.

Kita mulai dari komedi yang sangat tradisional sekali atau gue bisa bilang ini adalah teknik komedi asli Indonesia. Lenong. Jujur, gue sendiri tidak terlalu mengenal lenong secara jauh. Gue sendiri dulu hanya pernah menonton lenong secara sekilas. Tapi yang jelas ketika gue melihat Bolot, Mandra, Omas, dkk gue selalu tertawa melihat lawakan mereka yang kadang bener-bener ekstrem sampai gue bisa ngakak guling-guling.


Mastur, Omaswati, dan Mandra.


Pelawak yang kupingnya nyangkut dirahim sewaktu lahir.
Lawakan mandra dan omas yang ceplas-ceplos dan lawakan bolot yang bener-bener budeg kadang bikin gue nyengir-nyengir sendiri. Bahkan sampai sekarang gue juga masih sering dibuat ketawa oleh tingkah bolot yang bener-bener budeg di salah satu acara TV bernama Indonesia Lawak Klub. Kalau boleh jujur,  mereka selalu berhasil membuat gue tertawa dari sejak kecil bahkan sampai sekarang.

Seiring perkembangan zaman pada tahun 2002 munculah pembawaan komedi yang baru di Indonesia. Sitkom atau bisa gue sebut serial TV mungkin bukan hal yang aneh lagi untuk kalian para penikmat komedi. Di tahun 2002 ini muncul sebuah sitkom bernama Bajaj Bajuri.



 Duo sejoli yang membuat masa kecil gue semakin bego.

Ketika masih berumur 6 tahun, acara tv yang paling gue senangi selain Spongebob adalah Bajaj Bajuri. Jujur, kelucuan yang dibuat mat solar, rieke diah pitaloka dan nani wijaya selalu bisa memancing gue untuk tertawa lebih keras. Gue berpikir bahwa mereka semua mempunyai karakter masing-masing yang menurut gue lucu. Seperti Mat Solar yang berperan sebagai Bajuri yang sering disalahkan oleh emak yang diperankan oleh Nani Wijaya atas segala kelakuan yang Bajuri buat sapai dengan kebodohan dan pura-pura begonya Oneng yang diperankan oleh Rieke.

Semua kolaborasi itu akhirnya dapat membuat kita tertawa semakin kencang. Kalau gue buat list sitkom terbaik yang pernah gue tonton mungkin Bajaj Bajuri akan berada di peringkat pertama. Di Indonesia sekarang juga sudah mulai banyak sitkom-sitkom yang gak kalah lucu dengan Bajaj Bajuri. Seperti Malam Minggu Mikonya Raditya Dika, Tetangga Masa Gitu yang diperankan oleh Chelsea Islan dan Deva Mahendra dan masih banyak lagi.

Pernah menonton sule, andre dkk bermain disebuah acara tv Opera Van Java (OVJ)? Mungkin kalian udah gak asing lagi dengan istilah slapstick comedy. Slapstick comedy itu adalah lawakan yang mudah dicerna dan biasanya identik dengan tiga hal derita, celaka, dan aniaya. Tapi, setelah gue teliti banyak orang-orang yang memandang rendah jenis komedi ini.



Menurut gue, sekarang-sekarang ini komedi slapstick mulai sedikit pudar.

Banyak orang yang berasumsi bahwa komedi itu "selalu" membawa pesan moral untuk para penontonnya. Padahal, menurut gue itu salah. Komedi sendiri memiliki arti suat karya yang lucu yang bertujuan menghibur dan menimbulkan tawa. Sebenarnya, tidak pernah dikatakan bahwa komedi itu harus membawa pesan moral. Hal itu hanya kita yang membuat. Karena, seiring dengan perkembangan zaman dan ragamnya jenis komedi membuat kita berpikiran komedi itu harus membawa "pesan moral". Enggak heran sih. Secara, komedi komedi yang sekarang sangat diminati seperti Stand Up Comedy, novel komedi rata-rata membawa pesan moral untuk para penontonnya atau pembacanya. Selain itu ada juga kasus seorang komedian yang tidak disukai karena hinaannya keterlaluan. Hal ini mungkin yang membuat komedi slapstick ini mulai memudar.

Beberapa tahun belakang ini komedi pun semakin berkembang sehingga Raditya Dika, Ernest dkk membawa Stand Up Comedy keranah komedi Indonesia. Menurut gue, mereka berhasil membuat rakyat Indonesia terhibur dengan seni komedi yang baru.


Fico ketika sedang membawakan stand up comedy.

Stand up comedy menurut gue merupakan seni komedi yang cukup baik. Secara selain mengundang tawa stand up comedy juga sekaligus dapat memberikan sindiran-sindiran untuk fenomena yang tidak cukup baik. Seperti menyindir para pejabat yang kurang bener. Bisa dibilang stand up comedy merupakan cara penyampaian komedi dengan cara yang cukup pintar.

Sampai sekarang, dititik ini komedi di Indonesia semakin terus berkembang maju. Apalagi sekarang sudah banyak cara penyampaian komedi. Ada yang lewat video diinstagram, meme, video youtube dan masih banyak lagi media yang dapat kita gunakan untuk menghibur orang lain.

Untuk kalian yang memakai akun Instagram atau Vine mungkin udah gak aneh dengan video-video lucu berdurasi pendek. Kita sebut saja sebuah akun Instagram bernama Indovidgram. Buat kalian yang baru tau Indovidgram gue hanya mengingatkan bahwa itu bukanlah akun jual beli kaos kutang.

Bukan.

Indovidgram itu sebuah akun instagram dimana mereka sering ngeshare video-video berdurasi pendek disana dan bukan hanya komedi aja. Di Indovidgram sendiri mereka punya hashtag masing-masing untuk menyusun video-videonya. Contonya #IVGcomedy.

Selain instagram, sekarang banyak juga orang-orang yang menghibur lewat video blogging (vlog), ada yang menghibur sambil main game, ada juga orang menghibur sambil mainin beraknya sendiri. Ah pokoknya banyak deh. Apalagi sekarang udah zaman teknologi. Segala hal akan terasa sangat mudah. Bahkan untuk nyari pacar sekalipun.

Walaupun sampai sekarang gue jomblo sih.

***

Bisa gue simpulkan komedi di Indonesia semakin lama semakin maju kedepan. Hal ini juga membutikan bahwa orang Indonesia itu adalah orang-orang yang kreatif (atau emang otakya pada miring semua). Secara hal sepele kayak upil aja bisa bikin kita ketawa ngakak. Gue bersyukur bisa tinggal di Indonesia.

Di tahun 2016 ini gue masih gak tau jenis komedi apalagi yang akan masuk keranah komedi di Indonesia. Gue masih menerawang masa depan. Semuanya masih belum keliatan.

Kalau kata Alm. Mama Lauren :

"Duh, semuanya burem. GUE MAU BUTA YA ALLAH! GUE BUTA!!"

Harapan untuk kedepanya gue berharap komedi di Indonesia bakal semakin banyak ragamnya, bikin kita ketawa lebih kencang dan yang paling penting i hope comedy will make us know each other more and more. Ah udah dulu deh gue ngantuk.

See you soon guys!

Dasar Copet!

Ketika gue pulang sekolah kemarin, gue dikatain sama ibu-ibu bahwa gue adalah seorang copet. Astagfirullah. Awal cerita dimulai ketika gue sehabis turun dari angkot pertama setelah pulang sekolah.

Jarak dari rumah gue ke sekolah memang cukup jauh. Gue setidaknya harus naik angkot dua kali. Itu pun gue masih harus jalan kaki sekita 2 KM. Karena, memang udah gak ada angkot lagi yang bisa gue naiki.

Setelah turun dari angkot pertama, gue melihat seorang ibu-ibu. Berada diluar trotoar jalan. Gue perhatikan dia. Dia celingak-celinguk liat kanan kiri sambil sesekali melangkahkan kakinya ke depan, lalu mundur lagi. Celingak-celinguk kanan kiri, maju kedepan, mundur lagi. Celingak-celinguk kanan kiri, maju kedepan, mundur lagi. Gue sempat berfikir jangan-jangan ibu-ibu ini syahrini?

Tapi, kayaknya bukan deh. Gak mungkin Syahrini mirip emak-emak-mau-menopause gini. Lagian, kalau ibu-ibu ini syahrini gue pasti bisa nebak move dia selanjutya setelah mundur. Dia pasti akan mengatakan dirinya cantik. Tapi, dia tidak melakukannya.

No, no, no, ini sudah jelas dia bukan syahrini.

Akhirnya gue asumsikan bahwa ibu-ibu ini gak bisa nyebrang. Actually, gue sebenarnya ingin membantunya. Jadi, gue akhirnya memulai untuk menyebrang. Karena kebetulan juga gue emang mau nyebrang. Ibu-ibu itu mengikuti gue sampai akhirnya ada mobil cukup cepet melintas didepannya. Secara refleks ya gue tarik ibu-ibu itu dan tanpa sengaja gue malah narik tasnya.

"MAU NGAPAIN KAMU! MAU NYOPET YA?! MASIH KECIL UDAH MAU NYOPET!" Kata si ibu-ibu itu. Matanya melotot ke gue sambil memeluk tasnya.

"Tapi, saya enggak niat mau nyo-"

"AH GAK ADA TAPI-TAPIAN! SAYA UDAH TRAUMA ADA ANAK KECIL NYOPET TAS SAYA! KARTU ATM SAYA ILANG SEMUA! PERMISI!" Kata ibu-ibu itu sambil melengos pergi.

Saat itu gue cuma bisa diem. Lalu, berteriak dalam hati dan berkata.

Monyet.

Gila! Udah baik-baik gue selametin eh malah disemprot dibilang copet. Lha? emangnya gue apaan? Babi ngepet yang lagi keluyuran di siang hari?. Kalau udah gini niat ingin membantu ibu-ibu itu bisa berubah menjadi niat ingin makanin pala ibu-ibu itu.

Tapi, kejadian kemarin membuat gue sadar bahwa :

Apa wajah gue emang keliatan kriminal ya?